Pertumbuhan Kredit Bali Semester I 2025 Tembus 6,82 Persen

Pertumbuhan Kredit Bali Semester I 2025 Tembus 6,82 Persen
Pertumbuhan Kredit Bali Semester I 2025 Tembus 6,82 Persen

JAKARTA - Bali menunjukkan ketahanan sektor perbankan yang positif pada paruh pertama 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, realisasi penyaluran kredit perbankan di Pulau Dewata mencapai Rp115,82 triliun, tumbuh 6,82 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp108,42 triliun.

Kepala OJK Bali, Kristrianti Puji Rahayu, menekankan bahwa kinerja intermediasi perbankan, baik bank umum maupun BPR, menunjukkan daya tahan yang solid hingga Juni 2025.

"Kinerja intermediasi perbankan, baik bank umum dan BPR di Bali posisi Juni 2025 menunjukkan daya tahan yang solid," ujar Kristrianti.

Baca Juga

Giant Sea Wall Lindungi Perekonomian dan Infrastruktur Indonesia

Dominasi UMKM dalam Penyaluran Kredit

Sebanyak 51,22 persen dari total kredit perbankan di Bali disalurkan kepada debitur pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Porsi ini lebih tinggi dibandingkan tingkat nasional, baik dari sisi jumlah kredit maupun pertumbuhannya.

Meski UMKM mendominasi, jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit di Bali didominasi sektor konsumtif atau sektor bukan lapangan usaha sebesar 33,64 persen, sementara sektor usaha nyata seperti perdagangan besar dan eceran menguasai 28,06 persen dari total kredit.

Kualitas Kredit dan Likuiditas

OJK mencatat kualitas kredit perbankan Bali tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tercatat 3,08 persen, lebih rendah dibanding posisi sama tahun lalu sebesar 3,32 persen.

Sementara itu, rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) pada Juni 2025 mencapai 57,84 persen, lebih rendah dibanding posisi Juni 2024 yang sebesar 59,50 persen dan Juni 2023 yang mencapai 65,67 persen. Angka ini masih di bawah rentang ideal 78–92 persen, namun OJK menilai fungsi intermediasi tetap positif.

"Kami akan terus mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas," kata Kristrianti.

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Selain penyaluran kredit, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga menunjukkan tren positif. Hingga semester I 2025, DPK perbankan di Bali mencapai Rp200,25 triliun, meningkat 9,90 persen dari periode sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp182,21 triliun.

Kenaikan DPK lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit, sehingga berkontribusi pada LDR yang lebih rendah secara tahunan. Peningkatan DPK ini sebagian besar berasal dari tabungan nasabah, dengan kenaikan nominal sebesar Rp10,01 triliun, menandakan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tetap terjaga.

Analisis Tren Perbankan Bali

Data OJK menunjukkan, sektor perbankan Bali tidak hanya mampu menyalurkan kredit dengan baik tetapi juga menghimpun dana secara signifikan, menunjukkan keseimbangan antara likuiditas dan pembiayaan. Pertumbuhan kredit yang stabil dan kualitas aset yang terjaga memberikan sinyal positif bagi investor dan pelaku usaha.

Dominasi kredit pada UMKM juga mencerminkan fokus perbankan Bali pada pemberdayaan usaha lokal, sekaligus mendukung perekonomian daerah. Meskipun sektor konsumtif masih mendominasi, porsi kredit pada perdagangan besar dan eceran menunjukkan adanya dorongan pada sektor produktif.

Prospek ke Depan

OJK menekankan bahwa pertumbuhan kredit dan DPK akan terus didorong dengan strategi yang mempertahankan keseimbangan likuiditas. Dengan LDR yang masih di bawah angka ideal, bank memiliki ruang untuk menyalurkan kredit lebih agresif tanpa mengganggu kestabilan keuangan.

Peningkatan tabungan dan dana pihak ketiga mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan di Bali. Kondisi ini penting bagi perencanaan ekspansi kredit, terutama bagi UMKM yang membutuhkan akses permodalan untuk mendukung kegiatan usaha dan pertumbuhan ekonomi lokal.

Semester I 2025 menjadi periode yang menunjukkan ketahanan dan stabilitas sektor perbankan Bali. Penyaluran kredit tumbuh 6,82 persen, didominasi UMKM, dengan kualitas kredit tetap terjaga (NPL 3,08 persen). Sementara itu, penghimpunan DPK naik 9,90 persen, ditopang oleh tabungan nasabah, menciptakan keseimbangan likuiditas yang sehat.

Tren ini menegaskan bahwa perbankan Bali mampu mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui intermediasi yang solid, sekaligus memberikan ruang bagi ekspansi kredit di sektor produktif. Data ini menjadi indikator positif bagi regulator, pelaku usaha, dan masyarakat yang mengandalkan akses perbankan sebagai penopang aktivitas ekonomi di Pulau Dewata.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Rekomendasi Saham Hari Ini IHSG 16 September 2025

Rekomendasi Saham Hari Ini IHSG 16 September 2025

Bursa Australia Bergerak Tipis Menjelang Keputusan RBA

Bursa Australia Bergerak Tipis Menjelang Keputusan RBA

Detail Harga Emas Antam Selasa 16 September 2025 Naik Lagi

Detail Harga Emas Antam Selasa 16 September 2025 Naik Lagi

OJK Permudah Akses Kredit UMKM dengan Aturan Baru

OJK Permudah Akses Kredit UMKM dengan Aturan Baru

GoPay Luncurkan QRIS Antarnegara, Jepang Jadi Pilot Project

GoPay Luncurkan QRIS Antarnegara, Jepang Jadi Pilot Project